Akhlak Rasulullah SAW.
Sopan santun & Kerendahan Hati Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam
|
Rasululloh صلي الله
عليه وسلم adalah orang yang paling sayang dan hormat
kepada para sahabatnya, memberi tempat lapang kepada mereka jika kesempitan,
memulai salam kepada orang yang dijumpai, dan jika berjabat tangan dengan
seseorang tidak pernah melepaskan sebelum orang tersebut melepaskan
diri.
Rasululloh صلي الله
عليه وسلم adalah orang yang paling rendah hati, jika
berada bersama suatu kaum dalam majlis selalu duduk bersama mereka dan tidak
berdiri sebelum majlis selesai, setiap yang duduk bersama beliau diberi haknya
masing-masing sehingga tidak seorangpun yang merasa bahwa orang lain lebih mulia
daripada dirinya bagi Rasululloh صلي الله عليه
وسلم, jika seseorang duduk di dekatnya beliau tidak
berdiri sebelum orang tersebut berdiri kecuali jika ada urusan yang memdadak
maka beliau meminta izin kepadanya.
Rasululloh صلي الله
عليه وسلم benci kepada orang yang berdiri
menghormatinya(1).
Dari Anas bin Malik t berkata :
لَمْ يَكُنْ شَخْصٌ أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانُوا إِذَا رَأَوْهُ لَمْ
يَقُومُوا لِمَا يَعْلَمُونَ مِنْ كَرَاهِيَتِهِ لِذَلِكَ
Tak seorangpun yang mereka cintai lebih dari
cinta kepada Rasululloh صلي الله عليه وسلم tapi jika mereka melihat Rasululloh tidak berdiri menghormati
beliau karena mereka tahu bahwa beliau benci kepada hal yang yang serupa.” (HR.
Ahmad dan Turmudzi).
Rasululloh tidak menghadapi seseorang dengan
sesuatu yang tidak disenanginya, mengunjungi orang sakit dan mencintai
orang-orang miskin, bersahabat dan menyaksikan jenazah mereka, tidak menghina
orang fakir karena kefakirannya, tidak takut kepada raja karena kedudukannya,
dan membesarkan ni’mat
meskipun sedikit; maka beliau tidak pernah sekalipun mencela makanan, jika
beliau merasa senang dengan makanan tersebut beliau makan, tapi jika tidak, maka
beliau tinggalkan, makan dan minum dengan tangan kanannya setelah membaca
basmalah pada permulaannya dan mengucapkan hamdalah pada akhirnya.
Beliau menyenangi hal-hal yang baik dan tidak
suka pada hal-hal yang tidak baik seperti bawang putih dan bawang merah atau
serupa dengannya, beliau berhaji sambil mengatakan :
اللَّهُمَّ هَذِهِ حَجَّةٌ لاَرِيَاءَ فِيْهَا
وَلاَ سُمْعَةٌ
"Ya Alah, ini adalah benar-benar haji yang
tidak ada riya dan tidak mencari popularitas di dalamnya.” (Shohih, HR. Dhiya’
Al-Maqdisy).
Beliau juga tidak berbeda dengan para
sahabatnya dalam pakaian dan tempat duduk, sehingga pernah seorang Arab badui
masuk sambil mengatakan : “Mana di antara kamu yang bernama Muhammad?”
Pakaian yang paling disenangi Rasululloh
صلي الله عليه وسلم adalah
qamis (baju panjang sampai setengah betisnya), tidak berlebih-lebihan dalam
makanan atau pakaian, memakai peci, serban dan cincin perak pada jari kelingking
kanannya serta mempunyai jenggot besar.
|
Catatan kaki:
(1). Diperbolehkan
bagi tuan rumah untuk berdiri dalam menyambut tamu karena Rasulullah
صلي الله عليه وسلم pernah
melakukan hal itu, dan boleh juga ikut menyongsong orang yang baru datang untuk
merangkulnya
|
Biografi Penulis : http://perumnas1seladaraya.blogspot.com/p/biografi-penulis.html