TUNTUNAN
SHOLAT LENGKAP
BAB II IBADAH SHALAT
D. FADILAH (KEUTAMAAN) SHALAT
1. BEBERAPA KEUTAMAAN SHALAT LIMA WAKTU:
a.
Mencegah
dari melakukan perbuatan yang keji dan mungkar, sebagaimana dinyatakan dalam
surat AL-ANKABUUT ayat 45.
وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
(العنكبوت ٤٥)
“dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)
keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut :45)
اَرَأَيْتُكْ
لَوْ اَنَّ نَهْراً بِبَابِ اَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ
مَرَّاتٍ هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَئٌ ؟ قَالُوْا : لاَيَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ
شَىٌ
Artinya:
“Bagaimana pendapatmu, seandainya
didepan pintu salah sseorang di antara kamu ada sebuah sungai yang dipergunakan
untuk mandi setiap hari sebanyak lima kali, apakah masih ada kotoran yang
menempel di badannya?”
Para sahabat
menjawab: “Tidak ada kotoran yang tersisa sedikitpun!”
Nabi
berkatalagi; “Begitulah perumpamaan shalat lima
waktu. Dengan Shalat lima waktu tersebut Allah akan menghapus dosa-dosa.”
(Muttafaq Alaih).
2.
Keutamaan-keutamaan
shalat.
a.
Penyempurna
ketidak sempurnaan shalat wajib. Rasulullah
shalallaahu ‘alaihi wasallam, menyatakan dalam sebuah hadits;
اِنَّ اوَّلَ مَايُحَاسَبُ بِهِ
الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ الصَّلاَةُ فَاِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ
وَاَنْجَحَ وَاِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، وَاِنِ انْتَقَصَ مِنْ
فَرِيْضَةٍ قَالَ الرَّبِّ اَنْظُرُوْ اهَلْ لِعَبْدِىْ مِنْ
تَطَوَّعٍ؟ فَيُكْمَلُ بِهَامَاانُتَقَصَ مِنَ اْلفَرِيْضَةِ ، ثُمَّ يَكُوْنُ
سَائِرُ عَمَلِهِ عَلىَ ذَلِكَ ( صحيح رواه الترمزى)
Artinya :
“Sesunggunya
amal manusia yang paling pertama dihisab (diperika) pada hari kiamat adalah
shalatnya. Jika shalatnya baik, maka beruntunglah dia. Dan Jika shalatnya
rusak, maka rugilah ia. Jika di dalam shalat wajib-nya ada kekurangan,
berfirmanlah Allah : Periksalah, apakah hambaKu mempunyai shalat sunat? Maka
kekurangan shalat wajibnya itu pun disempurnakan dengan shalat sunnatnya.
Kemudian amalnya yang lain pun berlaku seperti itu.” (Hadits Sahih diriwayatkan
oleh At-Turmudzi).
b.
Membiasakan
shalat sunat bias menemani Rasulullah di Surga. Disebutkan dalam hadits, bahwa
Rasulullah صلى الله عليه وسلم , berkata kepada Rabiah bin Malik Al-Aslami.
سَلْ، فَقُلْتُ : اَسْئَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِى الْجَنَّةٍ فَقَالَ : اَوْغَيْرَذَلِكَ؟ قُلْتُ :
هُوَذَكَ قَالَ فَاَعِنِّىْ عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ
السُّجُوْدِ (رواه مسلم )
Artinya:
“Mintalah (kepadaku.)! “Maka aku (Rabah) berkata : “Aku
minta kepadamu agar aku menemanimu di surge.” Nabi berkata: “Ada lagi yang
lainnya?” Aku menjawab: “Hanya itu!” Nabi bersabda “Maka jagalah aku atas
dirimu dengan banyak bersujud.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim).
3.
Keutamaan
shalat berjamaah
Shalat berjamaah memiliki keutamaan 27 derajat dari
shalat sendirian.
Rasulullah صلى
الله عليه وسلم bersabda :
صَلاَةُ
اْلجَمَاعَةِ اَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ اْلفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً .
(متفق عليه )
Artinya:
“Shalat berjamaah lebih utama disbandingkan shalat
sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat.” (Muttafaqun alaih)
Artikel ini saya
kutip/salin dari Buku Tuntunan Shalat karya Ust. Labib Mz
Terbitan/cetakan kedua
tahun 2005M.
جَزَاكَ اللهُ خَيْراً
Penulis : رحمت محمود فلمبان RM.Flimban
Artikel : Selada Raya
Published by: Selada Raya, Rachmat Machmud Flimban
Ikuti di Facebook