Print Friendly and PDF Akhlak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam | PERUMNAS I Selada Raya
Home » » Akhlak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

Akhlak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

Written By Rachmat.M.Flimban on 07 Maret 2013 | 02.42

Print Friendly and PDFPrint Friendly
Akhlak Rasulullah
Di Antara Akhlak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam


Akhlak Rasululloh Shallallahu'alaihi wasallam adalah Al-Qur’an, membenci apa
yang dibenci Al-Qur’an dan merasa senang dengan apa yang disenanginya. Tidak
dendam dan marah kepada seorang kecuali jika melakukan hal-hal yang
diharamkan Allah sehingga kemarahannya karena Allah

Diantara Akhlak Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam


Akhlak Rasulullah صلي الله عليه وسلم adalah Al-Qur’an, membenci apa yang dibenci
Al-Qur’an dan merasa senang dengan apa yang disenanginya. Tidak dendam dan marah
kepada seorang kecuali jika melakukan hal-hal yang diharamkan Allah sehingga
kemarahannya karena Allah. Rasululloh صلي الله عليه وسلم merupakan orang yang
paling jujur ucapannya, paling memenuhi tanggung-jawabnya, paling lembut
perangainya, paling mulia pergaulannya, lebih pemalu dari perawan dalam pingitan,
rendah hati dan selalu berpikir, tidak keji dan pengutuk, tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan tapi membalasnya dengan memberi maaf dan jabat tangan,
tidak pernah menolak siapa yang meminta sesuatu kebutuhan kecuali dipenuhi
kebutuhannya atau dengan kata-kata yang halus dan tidak dengan hati kasar dan
sikap keras, tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali jika
bertentangan dengan kebenaran sehingga memotong pembicaraannya dengan larangan
atau berdiri, tidak menganggap bohong kepada seseorang, tidak dengki kepadanya
dan tidak memintanya untuk bersumpah. Rasululloh menjaga tetangganya dan
menghormati tamunya, waktunya tidak pernah berlalu tanpa beramal untuk Allah
atau mengerjakan sesuatu yang harus dikerjakan, cinta kepada optimis dan benci
kepada pesimis, jika ada dua pilihan beliau memilih yang teringan di antara
keduanya selama tidak merupakan dosa, senang menolong orang yang membutuhkan dan
membantu orang yang teraniaya. Rasululloh صلي الله عليه وسلم juga senang kepada
sahabat-sahabatnya, bermusyarwarah dengan mereka dan memeriksa keadaan mereka,
barangsiapa sakit dikunjunginya, barangsiapa tidak hadir diundangnya,
barangsiapa meninggal dunia dido’akannya seerta menerima alasan orang yang uzur
kepadanya. Baginya, orang yang kuat dan orang yang lemah mempunyai hak yang sama.
Beliau ketika berbicara, jika orang menghitung pembicaraanya tentu akan dapat
menghitungnya karena kefasihan dan pelannya. disamping itu, beliau juga bergurau
dan tidak mengucapkan sesuatu kecuali kebenaran


Sopan Santun dan Kerendahan Hati Rasulullah Shallahu 'alaihi wa sallam
Rasululloh Shallallahu'alaihi wasallam adalah orang yang paling sayang dan
hormat kepada para sahabatnya, memberi tempat lapang kepada mereka jika
kesempitan, memulai salam kepada orang yang dijumpai, dan jika berjabat tangan dengan seseorang
tidak pernah melepaskan sebelum orang tersebut melepaskan diri
Sopan santun & Kerendahan Hati Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
Rasululloh صلي الله عليه وسلم
adalah orang yang paling sayang dan hormat kepada para sahabatnya,
memberi tempat lapang kepada mereka jika kesempitan, memulai salam kepada orang
yang dijumpai, dan jika berjabat tangan dengan seseorang tidak pernah melepaskan
sebelum orang tersebut melepaskan diri. Rasululloh صلي الله عليه وسلم adalah orang yang paling rendah hati, jika
berada bersama suatu kaum dalam majlis selalu duduk bersama mereka dan tidak
berdiri sebelum majlis selesai, setiap yang duduk bersama beliau diberi haknya
masing-masing sehingga tidak seorangpun yang merasa bahwa orang lain lebih mulia
daripada dirinya bagi Rasululloh صلي الله عليه وسلم,
jika seseorang duduk di dekatnya beliau tidak berdiri sebelum orang tersebut
berdiri kecuali jika ada urusan yang memdadak maka beliau meminta izin kepadanya.
Rasululloh صلي الله عليه وسلم benci kepada orang yang berdiri
menghormatinya(1). Dari Anas bin Malik t berkata : لَمْ
يَكُنْ شَخْصٌ أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَكَانُوا إِذَا رَأَوْهُ لَمْ يَقُومُوا لِمَا يَعْلَمُونَ مِنْ
كَرَاهِيَتِهِ لِذَلِكَ Tak seorangpun yang mereka cintai lebih dari cinta
kepada Rasululloh صلي الله عليه وسلم
tapi jika mereka melihat Rasululloh tidak berdiri menghormati beliau
karena mereka tahu bahwa beliau benci kepada hal yang yang serupa.” (HR. Ahmad
dan Turmudzi). Rasululloh tidak menghadapi seseorang dengan sesuatu yang tidak
disenanginya, mengunjungi orang sakit dan mencintai orang-orang miskin,
bersahabat dan menyaksikan jenazah mereka, tidak menghina orang fakir karena
kefakirannya, tidak takut kepada raja karena kedudukannya, dan membesarkan
ni’mat meskipun sedikit; maka beliau tidak pernah sekalipun mencela makanan,
jika beliau merasa senang dengan makanan tersebut beliau makan, tapi jika tidak,
maka beliau tinggalkan, makan dan minum dengan tangan kanannya setelah membaca
basmalah pada permulaannya dan mengucapkan hamdalah pada akhirnya. Beliau
menyenangi hal-hal yang baik dan tidak suka pada hal-hal yang tidak baik seperti
bawang putih dan bawang merah atau serupa dengannya, beliau berhaji sambil
mengatakan : اللَّهُمَّ هَذِهِ حَجَّةٌ لاَرِيَاءَ
فِيْهَا وَلاَ سُمْعَةٌ
"Ya Alah, ini adalah benar-benar haji yang tidak ada riya dan tidak
mencari popularitas di dalamnya.” (Shohih, HR. Dhiya’ Al-Maqdisy). Beliau juga
tidak berbeda dengan para sahabatnya dalam pakaian dan tempat duduk, sehingga
pernah seorang Arab badui masuk sambil mengatakan : “Mana di antara kamu yang
bernama Muhammad?” Pakaian yang paling disenangi Rasululloh
صلي الله عليه وسلم
adalah qamis (baju panjang sampai setengah betisnya), tidak
berlebih-lebihan dalam makanan atau pakaian, memakai peci, serban dan cincin
perak pada jari kelingking kanannya serta mempunyai jenggot besar. Catatan kaki:
(1). Diperbolehkan bagi tuan rumah untuk berdiri dalam menyambut tamu karena
Rasulullah صلي الله عليه وسلم pernah melakukan
hal itu, dan boleh juga ikut menyongsong orang yang baru datang untuk
merangkulnya




Dakwah dan Jihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
Allah mengutus Rasulnya, Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam, sebagai rahmat bagi seluruh alam, Beliau mengajak orang-orang arab dan seluruh manusia kepada hal-hal yang menjadi kebaikan dan kebahagiaan mereka di dunia
dan akhirat


Allah mengutus Rasulnya, Muhammad
صلي الله عليه وسلم, sebagai rahmat bagi
seluruh alam, Beliau mengajak orang-orang arab dan seluruh manusia kepada
hal-hal yang menjadi kebaikan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Yang
pertama kali didakwahkan adalah melakukan ibadah hanya kepada Allah semata,
termasuk berdo’a hanya kepadanya saja, sebagaimana firman Allah :
قُلْ إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِهِ
أَحَداً
“Katakanlah : Sesungguhnya aku hanya berdo’a kepada Robbku dan
aku tidak memprsekutukan sesuatu pun denganNya.” (QS. Al-Jin : 20). Orang-orang
musyrik telah menentang dakwah ini, karena bertentangan dengan akidah
polytheisme mereka dan karena taklid buta kepada orang tua mereka. Mereka
menuduh Rasululloh صلي الله عليه وسلم
sebagai tukang sihir dan gila, setelah mereka menyebutnya sebagai orang jujur
dan dipercaya. Rasululloh صلي الله عليه وسلم
benar-benar sabar menghadapi siksaan kaumnya, hal itu sebagai pengamalan
perintah Allah عزّوجلّ:
فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ
آثِماً أَوْ كَفُوراً
“Maka sabarlah kamu untuk melaksnakan ketetapan
Robbmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang-orang yang kafir
di antara mereka.” (QS. Al-Insan: 24). Selama 13 tahun Rasululloh di Makkah
mengajak manusia kepada Tauhid dan menanggung siksaan kaumnya bersama sahabatnya,
kemudian hijrah bersama sahabatnya ke Madinah untuk mendirikan masyarakat Islam
yang baru berdasarkan keadilan, kecintaan dan persamaan. Dan Allah telah
memperkuat Rasulullah dengan beberapa mukjizat, yang terpenting adalah Al-Qur’an
Al-Karim yang mengajak kepada tauhid, ilmu, jihad, kemajuan dan akhlak yang
mulia. Rasululloh pernah mengirim surat kepada beberapa raja di dunia mengajak
mereka untuk masuk Islam sambil berkata kepada Kaisar : Masuklah kepada Islam,
engkau akan selamat dan Allah akan memberimu pahala dua kali … wahai para ahli
kitab, marilah kepada satu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan
antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita
persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan
sebagian yang lain sebagai tuhan selain daripada Allah. Rasululloh
صلي الله عليه وسلم memerangi orang-orang
musyrik serta yahudi dan mendapat kemenangan, Rasululloh sendiri telah melakukan
perang lansung sekitar dua puluh kali, dan telah mengirim tentaranya dari
kalangan sahabat-sahabatnya berpuluh kali untuk berjihad dan berdakwah kepada
Islam dan membebaskan beberapa bangsa dari penganiyayaan dan perbudakan.
Rasululah صلي الله عليه وسلم mengajarkan
para sahabatnya untuk memulai dengan tauhid .
Allah mengutus Rasulnya, Muhammad
صلي الله عليه وسلم, sebagai rahmat bagi
seluruh alam, Beliau mengajak orang-orang arab dan seluruh manusia kepada
hal-hal yang menjadi kebaikan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Yang
pertama kali didakwahkan adalah melakukan ibadah hanya kepada Allah semata,
termasuk berdo’a hanya kepadanya saja, sebagaimana firman Allah :
قُلْ إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِهِ
أَحَداً
“Katakanlah : Sesungguhnya aku hanya berdo’a kepada Robbku dan
aku tidak memprsekutukan sesuatu pun denganNya.” (QS. Al-Jin : 20). Orang-orang
musyrik telah menentang dakwah ini, karena bertentangan dengan akidah
polytheisme mereka dan karena taklid buta kepada orang tua mereka. Mereka
menuduh Rasululloh صلي الله عليه وسلم
sebagai tukang sihir dan gila, setelah mereka menyebutnya sebagai orang jujur
dan dipercaya. Rasululloh صلي الله عليه وسلم
benar-benar sabar menghadapi siksaan kaumnya, hal itu sebagai pengamalan
perintah Allah عزّوجلّ: فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ
وَلَا تُطِعْ مِنْهُمْ آثِماً أَوْ كَفُوراً
“Maka sabarlah kamu untuk
melaksnakan ketetapan Robbmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan
orang-orang yang kafir di antara mereka.” (QS. Al-Insan: 24). Selama 13 tahun
Rasululloh di Makkah mengajak manusia kepada Tauhid dan menanggung siksaan
kaumnya bersama sahabatnya, kemudian hijrah bersama sahabatnya ke Madinah untuk
mendirikan masyarakat Islam yang baru berdasarkan keadilan, kecintaan dan
persamaan. Dan Allah telah memperkuat Rasulullah dengan beberapa mukjizat, yang
terpenting adalah Al-Qur’an Al-Karim yang mengajak kepada tauhid, ilmu, jihad,
kemajuan dan akhlak yang mulia. Rasululloh pernah mengirim surat kepada beberapa
raja di dunia mengajak mereka untuk masuk Islam sambil berkata kepada Kaisar :
Masuklah kepada Islam, engkau akan selamat dan Allah akan memberimu pahala dua
kali … wahai para ahli kitab, marilah kepada satu kalimat (ketetapan) yang tidak
ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan
tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita
menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain daripada Allah. Rasululloh
صلي الله عليه وسلم memerangi orang-orang
musyrik serta yahudi dan mendapat kemenangan, Rasululloh sendiri telah melakukan
perang lansung sekitar dua puluh kali, dan telah mengirim tentaranya dari
kalangan sahabat-sahabatnya berpuluh kali untuk berjihad dan berdakwah kepada
Islam dan membebaskan beberapa bangsa dari penganiyayaan dan perbudakan.
Rasululah صلي الله عليه وسلم mengajarkan
para sahabatnya untuk memulai dengan tauhid .

Cinta dan Mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam
Allah Ta'ala Berfirman: “Katakanlah : jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu! Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran : 31)

Allah سبحانه و تعالي
berfirman : قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ
فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللّهُ
غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Katakanlah : jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu! Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran : 31) Rasululloh
صلي الله عليه وسلم bersabda :
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ
إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Seseorang
belum beriman sehingga aku lebih dicintai daripada kedua orang tua, anaknya dan
seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam diri Rasululloh
صلي الله عليه وسلم terdapat akhlak yang
mulia, keberanian dan kemuliaan. Barangsiapa yang melihatnya secara tiba-tiba
akan takut kepadanya, dan berangsiapa yang bergaul kepadanya karena pengetahuan
akan mencintainya. Rasululloh صلي الله عليه وسلم
telah menyampaikan risalahnya, memberi nasehat kepada umat, mempersatukan
kalimah, membuka hati manusia dengan para sahabatnya dengan mempersatukan mereka
dan membuka banyak negeri dengan perjuangan mereka untuk membebaskan manusia
dari penyembahan sesama manusia menuju ke penyembahan terhadap Tuhan manusia.
Rasululloh dan para sahabat telah menyampaikan kepada kita agama Islam secara
sempurna tanpa tercampur dengan bid’ah dan khurafat dan tidak perlu di tambah
atau dikurangi. Allah سبحانه و تعالي
berfirman : الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً

“Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadamu ni’matKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu.” (QS. Al-maidah :
3). Rasululloh صلي الله عليه وسلم bersabda :
إِنـَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَـمْمِّ مَكَارِمَ
الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia.” (riwayat Ahmad). Itulah beberapa akhlak Nabimu, maka berpeganglah pada
akhlak Rasululloh agar kamu menjadi orang-orang yang benar. Allah I berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasululah itu suri tauladan
yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab : 21). Ketahuilah, bahwa cinta kepada Allah dan
RasulNya yang benar mempunyai konsekuensi melaksanakan kitab Allah dan
hadits-hadits Rasululloh صلي الله عليه وسلم
yang shahih, melaksanakan hukum dengan berpegang kepada keduanya dan tidak boleh
mendahulukan pendapat orang atas keduanya. Alllah berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا
بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ
عَلِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah
dan RasulNya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Hujurat: 1). Ya Allah, karuniailah kami untuk
dapat mencintai dan mengikuti Rasululloh, berakhlak dengan akhlaknya dan
memperoleh syafaatnya.

Di Antara Wasiat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam
"Saya
sungguh telah meninggalkan sesuatu kepadamu yang apabila hal itu kamu pegang
teguh, tidak akan sesat selamanya, yaitu kitab Allah dan sunnah Rasulnya"





Di Antara Wasiat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
 إِنِّي
قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي كِتَابَ
اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
 1.    
Saya sungguh telah meninggalkan sesuatu kepadamu yang apabila hal itu
kamu pegang teguh, tidak akan sesat selamanya, yaitu kitab Allah dan sunnah
Rasulnya. (HR. Al-Hakim, dishohihkan oleh Al-Albani).
 عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ
الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ تَمَسَّكُوا بِهَا
 2.    
Berpenganglah kepada sunnahku dan sunnah para Khulafaurrasyidin yang
mendapat petunjuk. (Shohih, HR. Ahmad).
 يَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ
سَلِينِي مِنْ مَالِي مَا شِئْتِ لَا أُغْنِي عَنْكِ مِنْ اللَّهِ شَيْئًا
 3.    
Wahai Fathimah binti Muhammad, mintalah harta kepadaku apa saja yang kau
kehendaki, karena diriku tidak bisa menyelamatkan kamu sedikitpun di sisi Allah.
(HR. Bukhari).
 مَنْ أَطَاعَنِي فَقَدْ أَطَاعَ
اللَّهَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ عَصَى اللَّهَ
 4.    
Barangsiapa yang taat kepadaku berarti ia taat kepada Allah dan
barangsiapa yang durhaka kepadaku berarti ia durhaka kepada Allah. (HR. Bukhari).
 لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ
النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ
وَرَسُولُهُ
 5.    
Janganlah kamu mengagungkanku seperti yang diperbuat oleh orang-orang
Nasrani terhadap Isa bin Maryam, karena sebenarnya aku ini tidak lebih dari
hamba Alah. Sebut saja aku ini hamba Allah dan RasulNya. (HR. Bukhari).
 قَاتَلَ اللَّهُ الْيَهُودَ اتَّخَذُوا
قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
 6.    
Allah melaknat orang-orang Yahudi karena mereka menjadikan kuburan
Nabi-nabi mereka sebagai masjid dengan memakamkan mereka di dalam masjid. (HR.
Bukhari).
 مَنْ
يَقُوْلْ عَلَيَّ مَا لَمْ أَقُلْ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
 7.    
Barangsiapa membuat kedustaan atas saya (mengatakan sesuatu hal dari saya
padahal saya tidak mengatakannya) maka bersiap-siaplah ia masuk neraka. (HR.
Ahmad, Mutawatir).
 إِنِّي
لَا أُصَافِحُ النِّسَاءَ
 8.    
Sungguh saya tidak berjabatan tangan dengan  wanita (selain mahram). (HR.
Turmudzi).
 مَنْ
رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي
 9.    
Siapa yang tidak menyukai sunnahku ia tidak termasuk golonganku. (Muttafaq
alaih).
 اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ
عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
 10.
Ya Allah, aku mohon perlindunganmu agar aku dijauhkan dari ilmu yang 
tidak berguna (HR. Muslim).
 مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ
أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
 11.
Barangsiapa melakukan suatu amal ibadah tanpa ada dasar perintah dari
kami, maka amalannya itu tidak diterima. ( HR. Muslim).

Kewajiban Berpegang pada Hadits
Para Mujtahid Berpegang pada Hadits
Setiap imam empat yang melakukan ijtihad sesuai dengan
hadits yang telah sampai kepadanya, maka terjadinya perbedaan pendapat antara
mereka bisa jadi dikarenakan ada imam yang sudah mendengar hadits tertentu
sementara imam yang lain belum mendengar hadits tersebut

Para Mujtahid Berpegang Pada Hadits
Setiap imam empat yang melakukan ijtihad sesuai dengan
hadits yang telah sampai kepadanya, maka terjadinya perbedaan pendapat antara
mereka bisa jadi dikarenakan ada imam yang sudah mendengar hadits tertentu
sementara imam yang lain belum mendengar hadits tersebut. Hal itu disebabkan
hadits-hadits waktu itu belum ditulis dan para penghafal hadits telah
berpencar-pencar, ada yang di Hijaz, Syam, Irak, Mesir dan di negeri-negeri
Islam lainnya mereka hidup di suatu zaman di mana transportasi sangat sulit.
Untuk itu kita lihat imam Syafi’i telah meninggalkan pendapatnya yang lama
ketika pindah ke Mesir dari Irak dan memperhatikan hadits-hadits yang baru
didengar.
Ketika kita melihat imam syafi’i berpendapat bahwa wudhu
bisa batal karena menyentuh wanita sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa
hal itu tidak membatalkan wudhu’ maka kita harus kembali kepada hadits Rasululah
sesuai dengan firman Allah سبحانه و تعالي:
 فَإِن
تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ
تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’ : 59).
Karena kebenaran tidak mungkin lebih dari satu, sehingga
tidak mungkin hukum menyentuh wanita itu membatalkan wudhu’ dan tidak
membatalkannya. Padahal Rasululloh صلي الله عليه
وسلم
-dan beliau adalah sebaik-baik penafsir Al-Qur’an- pernah menepiskan
Aisyah dengan tangannya dan memegang kaki Aisyah padahal beliau sedang sakit. (riwayat
Bukhari). Jika imam Syafi’i mendengar hadits ini atau jika hadits tersebut
dianggap sahih, maka ia tidak akan mengatakan bahwa wudhu’ batal karena
menyentuh lain jenis, sebagaimana ia telah mengatakan : “Jika suatu hadits itu
shahih maka itulah mazhab saya.”
Dan kita juga tidak diperintah kecuali mengikuti Al-Qur’an
yang diturunkan oleh Allah dan keterangan-keterangan Rasululah dengan
hadits-hadits sahihnya, sebagaimana firman Allah :

اتَّبِعُواْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُمْ وَلاَ تَتَّبِعُواْ مِن دُونِهِ
أَوْلِيَاء قَلِيلاً مَّا تَذَكَّرُونَ
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Robbmu dan
janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainnya. Amat sedikitlah kamu
mengambil pelajaran dari padanya.” (QS. Al-A’raf : 3).
Maka seorang muslim yang mendengarkan hadits shahih tidak
boleh menolaknya karena itu bertentangan dengan mazhab imam Syafi’i. Para imam
mazhab telah melakukan Ijma’ untuk mengambil hadits sahih dan meninggalkan
setiap  pendapat yang bertentangan dengan hadits sahih tersebut.
Akibat dari fanatisme mazhab tentang batalnya wudhu’ karena
menyentuh wanita telah menyebabkan orang saling mengambil gambaran  yang jelek
tentang Islam. Salah seorang ahli Makkah menceritakan kepada saya bahwa ia
pernah melihat suatu majalah di Jerman yang menulis suatu judul dengan tulisan
yang menyolok : “Islam menganggap wanita sebagai suatu hal yang najis seperti
halnya anjing.” Mereka mengatakan demikian setelah mendengar bahwa orang-orang
Islam mencuci tangannya jika menyentuh wanita, sehingga mereka memahami bahwa
wanita adalah najis. Padahal jika mereka tahu bahwa Rasululloh
صلي الله عليه وسلم pernah mencium seorang
isterinya kemudian langsung shalat tanpa wudhu’ tentu tidak akan mengatakan
perkataan pedas tersebut yang justru bukan dari Islam. Fanatisme mazhab yang
serupa telah membuat tabir antara orang kafir dan Islam yang tidak dapat mereka
masuki dan menganggap bahwa Islam melihat wanita sebagai suatu hal yang najis
seperti najisnya anjing.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah- menyebutkan
dalam bukunya “Raf’ul Malaam ‘An Aimmatil A’lam” hal-hal yang baik tentang para
imam tersebut dan barangsiapa yang salah di antara mereka akan mendapat satu
pahala dan jika benar memdapatkan dua pahala, dan itu dilakukan setelah
berijtihad. Semoga Allah mengasihi para imam dan memberinya pahala.

Beberapa Pendapat Imam Mazhab Tentang Hadits
Berikut
ini disebutkan beberapa pendapat imam mazhab yang dapat menjelaskan kebenaran
kepada para pengikut mereka


Beberapa Pendapat Imam Mazhab Tentang Hadits
Berikut ini disebutkan beberapa pendapat imam mazhab yang
dapat menjelaskan kebenaran kepada para pengikut mereka :
Imam Abu Hanifah, yang ajaran-ajaran fiqihnya menjadi
pijakan orang, berkata :

  1. Tidak boleh seseorang mengambil pendapat kami sebelum
    tahu dari mana kami mengambilnya.

  2. Haram bagi yang tidak mengetahui dalil saya kemudian
    memberi fatwa dengan kata-kata saya, karena saya adalah manusia biasa, yang
    sekarang bicara sesuatu dan besok tidak bicara itu lagi.

  3. Jika saya mengucapkan pendapat yang bertentangan dengan
    Al-Qur’an serta hadits Nabi صلي الله عليه وسلم maka tinggalkanlah perkataan saya.

  4. Ibnu Abidin berkata dalam bukunya : “Jika hadits itu
    shahih dan bertentangan dengan mazhab, maka haditslah yang dipakai dan
    itulah mazhabnya dan dengan mengikuti hadits itu tidak berarti penganutnya
    telah keluar dari pengikut hanafi. Diriwayatkan dari Abu Hanifah bahwa
    beliau pernah berkata : “Jika hadits itu benar maka itulah mazhab saya.”
 Imam Malik, imam orang-orang Madinah, berkata :

  1. Sesungguhnya saya adalah manusia biasa yang bisa salah
    dan bisa benar. Maka perhatikan secara kritis pendapatku, yang sesuai dengan
    kitab dan sunnah ambillah, dan setiap pendapat yang tidak sesuai dengan
    kitab dan sunnah tinggalkanlah.

  2. Setiap orang sesudah Nabi bisa diambil ucapannya dan
    bisa ditinggalkan, kecuali Nabi صلي الله عليه
    وسلم
    .
 Imam Syafi’i dari keluarga Ali Bait, berkata :

  1. Setiap orang ada yang pendapatnya sesuai dengan sunah
    Rasululloh dan ada yang tidak sesuai, meskipun saya berkata dengan suatu
    pendapat atau berdasarkan sesuatu pandapat dari Rasululloh
    صلي الله عليه وسلم tapi kenyataanya
    bertentangan dengan ucapan Rasululloh, maka pendapat yang benar adalah
    ucapan Rasululloh dan itulah pendapat saya.

  2. Orang-orang Islam telah Ijma’ bahwa barangsiapa yang
    jelas baginya dalil berupa sunah Rasululah, maka tidak dihalalkam bagi
    seorangpun untuk meninggalkannya karena ucapan orang lain.

  3. Jika kamu mendapatkan hal-hal yang bertentangan dengan
    sunnah Rasulullah dalam buku saya maka ikutilah ucapan Rasululloh dan itulah
    pendapat saya  juga.

  4. Beliau berkata pada Imam Ahmad bin Hambal :”Anda lebih
    pandai dari saya tentang hadits dan keadaan para perawi hadits, jika anda
    tahu bahwa sesuatu hadits itu sahih maka beritahukan kepada saya sehingga
    saya akan berpendapat dengan hadits itu.”

  5. Setiap masalah, yang mempunyai dasar hadits sahih
    menurut para ahli hadits, dan bertentangan dengan pendapat saya maka saya
    akan kembali pada hadits tersebut selama hidup saya atau sesudah mati.
 Imam Ahmad bin Hambal, imam para pengikut ahli sunnah,
berkata :

  1. Jangan engkau bertaklid kepadaku atau Imam Malik, atau
    Imam syafi’i atau Imam Auza’i atau Imam Ats-Tsauri tapi ambillah dari mana
    asal mereka ambil.

  2. Barangsiapa menolak hadits Rasululloh, maka ia berada
    di tepi kehancuran.

Camkanlah Hadits- hadits Berikut
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى
يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ

Camkanlah Hadits-hadits Berikut
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى
يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ

  1. Tidak akan datang hari kiamat sehingga orang-orang
    Islam memerangi dan membunuh orang-orang yahudi. lalu kaum muslimin membunuh
    mereka (HR. Muslim).
  2. مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

  3. 2. Barangsiapa berperang dengan tujuan agar agama Allah
    berjaya di dunia, maka ia berperang di jalan Allah. (HR. Bukhari).
  4. مَنْ أَرضي النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ وَكَلَهُ اللَّهُ إِلَى النَّاسِ

  5. 3. Barangsiapa mencari keridhaan manusia dengan perbuatan
    yang dimurkai Allah, maka Allah akan membiarkan dan menyerahkan orang itu kepada
    mereka. (Hasan, HR. Turmudzi).
  6. مَنْ مَاتَ وَهْوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ

  7. Barangsiapa meninggal dalam keadaan musyrik maka ia
    akan masuk neraka. (HR. Bukhari).
  8. مَنْ كَتَمَ عِلْمًا أَلْجَمَهُ الله بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ

  9. Barangsiapa menyembunyikan ilmunya maka Allah akan
    memasang sumbu api pada dirinya. (Shohih, HR. Ahmad).
    مَنْ لَعِبَ بِالنَّرْدَشِيرِ
    فَكَأَنَّمَا غَمَسَ يَدَهُ فِي لَحْمِ خِنْزِيرٍ وَدَمِهِ

  10. Barangsiapa bermain gundu (sejenis judi) maka
    seakan-akan ia telah mencelupkan tangannya ke dalam daging dan darah babi. (HR.
    Muslim).
    بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا
    وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ: الَّذِينَ يُصْلِحُونَ
    مَا أَفْسَدَ النَّاسُ مِنْ بَعْدِ مِنْ سُنَّتِيْ

  11. Bermula Islam itu asing dan kelak akan kembali asing
    seperti semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing, yaitu orang yang
    melestarikan sunnahku yang sudah dirusak oleh manusia. (HR. Muslim dan Turmudzi).
    فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ:
    أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِي أُنَاسِ سُوءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ
    يُطِيعُهُمْ

  12. Maka berbahagialah orang-orang yang asing, yaitu
    orang-orag yang shaleh yang hidup di tengah orang banyak yang busuk perangainya,
    di mana orang yang menyalahi mereka lebih banyak daripada orang yang menuruti
    mereka. (Shohih, HR. Ahmad).
    لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةِ
    اللَّهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ

  13. Tidak boleh taat kepada pemimpin dalam hal ma’siat
    kepada Allah karena kewajiban taat hanya dalam urusan yang baik. (HR. Bukhari).
    آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ
    إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

  14. Tanda-tanda orang munafik ada tiga yaitu, apabila
    berbicara ia bohong, apabila berjanji ia ingkar, dan apabila diberi amanat ia
    khianat. (HR. Buhari Muslim).

Kerjakanlah Apa yang Diajarkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam
لَعَنَ اللَّهُ
النَّامِصَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ
Kerjakanlah Apa yang Diajarkan Rasulullah
لَعَنَ اللَّهُ
النَّامِصَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ

  1. Allah melaknat wanita yang mencabut rambut alis mata
    dan wanita yang meminta dicabuti rambut aslinya yang mengubah ciptaan Allah.
    (Hadits muttafaq alaih).
  2. وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا

  3. Wanita yang berpakaian tapi sebenarnya telanjang
    untuk mencari perhatian laki-laki, yang melenggok-lenggokkan tubuhnya, yang
    kepalanya seperti punuk unta, mereka itu tidak akan masuk surga. (HR.
    Muslim).
  4. اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ

  5. Bertakwalah kepada Allah dan ambillah yang baik dalam
    mencari rezki (Shohih, HR. Hakim)  yakni ambil yang halal dan tinggalkan yang
    haram.
  6. ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا

  7. Pelankanlah suaramu dalam berzikir dan berdo’a,  karena
    kamu tidak memohon kepada Tuhan yang tuli dan tidak ada. (HR. Muslim).
  8. إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءَ ثُمَّ الصَّالِحُونَ

  9. Orang yang paling pedih musibahnya di dunia ini ialah
    para Nabi kemudian orang-orang shaleh. (HR. Ibnu Majah).
    صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَأَحْسِنْ
    إِلَى مَنْ أَسَاءَ إِلَيْكَ وَقُلِ الْحَقَّ وَلَوْ عَلَى نَفْسِكَ

  10. Sambunglah kembali persaudaraanmu terhadap orang yang
    memutuskan hubungan denganmu, berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk
    terhadapmu dan katakanlah yang hak itu sekalipun akan merugikan dirimu sendiri.
    (Shohih, HR. Ibnu An-Najjar).
    تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ
    وَالدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ
    يُعْطَ لَمْ يَرْضَ

  11. Celakalah hamba dinar dan dirham [orang yang memperbudak
    dirinya kepada uang dan harta]. Apabila ia diberi harta ia puas dan apabila
    tidak diberi ia mengeluh. (HR. Bukhari).
    أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى
    شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

  12. Maukah kamu saya beri tahu tentang sesuatu yang apabila
    kamu kerjakan kamu akan saling menyayangi? Budayakanlah ucapan salam di
    antaramu. (HR. Muslim).
    كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ
    غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ

  13. Hiduplah kamu di dunia ini seperti orang asing atau orang
    yang sedang mengadakan perjalanan. (HR. Muslim).
    مَنْ الْتَمَسَ رِضَا اللَّهِ
    بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللَّهُ مُؤْنَةَ النَّاسِ

  14. Barangsiapa mencari keredhaan Allah dengan resiko ia
    akan dibenci oleh manusia, Allah akan memberi kecukupan kepadanya dari segala
    kebutuhannya kepada manusia. (HR. Turmudzi)
    لَا يُقِيمُ الرَّجُلُ
    الرَّجُلَ مِنْ مَقْعَدِهِ ثُمَّ يَجْلِسُ فِيهِ وَلَكِنْ تَفَسَّحُوا
    وَتَوَسَّعُوا

  15. Janganlah seseorang menyuruh berdiri orang lain
    kemudian ia duduk di tempat orang itu, tetapi perluaslah tempat duduk itu (dibuatkan
    lowongan) sehingga ia dapat duduk tanpa memindahkan orang lain. (HR. Muslim).
    مَا أَسْكَرَ كَثِيرُهُ,
    فَقَلِيلُهُ حَرَامٌ

  16. Apa yang memabukkah jika banyak, maka sedikitnya pun
    adalah haram hukumnya. (Shohih, HR. Abu Daud dan periwayat lainnya).

Biografi Penulis
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu lahir di kota Halb, Suria
pada tahun 1344 H atau tahun 1920 M. Sejak kecil beliau sudah senang mempelajari
ilmu-ilmu agama. Hafal Al-Qur'an di usia belasan tahun.   
Biografi Penulis
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu lahir di kota Halb, Suria
pada tahun 1344 H atau tahun 1920 M. Sejak kecil beliau sudah senang mempelajari
ilmu-ilmu agama. Hafal Al-Qur'an di usia belasan tahun. Setelah hafal Al-Qur'an
beliau mempelajari tafsir, fikih Hanafi, nahwu dan sharaf, sejarah Islam, hadits,
dan ilmu-ilmu lain seperti fisika, kimia, matematika, bahasa Perancis dan
lain-lain di Al Kulliyah Asy Syar'iyah  At Tajhiziyah.
Seperti kebanyakan orang Isam di negerinya, beliau hanya
mengetahui tauhid rububiyah. Satu jenis tauhid yang diyakini oleh orang-orang
musyrik yang diperangi Nabi. Allah berfirman:

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, 'Siapakah
yang menciptakan mereka.' Niscaya mereka menjawab, 'Allah’, maka bagaimanakah
mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)." [QS. Az Zukhruf: 87]"
Bahkan juga diyakini oleh setan laknatullah 'alaihi. Dalam
Al Qur 'an disebutkan:

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ
"Iblis berkata, 'Ya Rabbku, oleh sebab engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat. pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan
maksiat) di muka bumi’'' [QS. Al Hijr: 39]
Sedangkan tauhid uluhiyah dan asma wa sifat sama sekali
merupakan sesuatu yang asing bagi kebanyakan orang saat itu. Bahkan lebih parah
lagi para guru di sekolah-sekolah sering menakwilkan ayat-ayat sifat.
Pada tahun 1948 beliau menyelesaikan studi-nya dan
memperoleh ijazah dari madrasah. Tahun itu juga diterima pada program pengutusan
pengajar yang diadakan Al Azhar tetapi beliau tidak mengikutinya karena alasan
kesehatan. Setelah tidak jadi mengikuti program tadi beliau mengajar di Darul
Mu'allim selama kurang lebih 29 tahun Setelah itu beliau neninggalkan kegiatan
mengajar.
Ketika melaksanakan umrah pada tahun 1399, beliau
berkenalan dengan Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz. Dari perkenalan itu beliau
ditunjuk oleh Syaih bin Baz untuk mengajar di Masjidil Haram selama musim haji.
Tugas mengajar ini tidak hanya sampai di sini. Setelah musim haji berakhir,
Syaikh mengirim beliau ke Yordania dan tinggal di kota Ramtsa tepatnya di
Universitas Shalahuddin. Di sini beliau merangkap sebagai imam. khatib, dan guru
al-Qur'an.
Bulan Ramadhan tahun 1400 H, beliau diminta oleh salah
seorang pelajar dari Darul Hadits Khairiyah Mekkah untuk mengajar di sekolar
tersebut karena mereka sedang membutuhkan tenaga pengajar, terutama untuk ilmu
hadits. Setelah menghubungi kepala sekolah dan juga atas tazkiyah yang diberikan
oleh Syaikh 'Abdul 'Aziz bin Baz, beliau mengajar di sekolah tersebut dengan
materi tafsir, tauhid, Al Qur'an, dan pelajaran-pelajaran lain.
Di sekolah inilah, berkat taufik dan pertolongan dari
Allah, beliau mulai menulis risalah-risalah kecil yang ringkas. Alhamdulillah
mendapat sambutan hangat dan diterjemahkan ke beberapa bahasa, antaranya bahasa
Inggris, Perancis, Benggali, Indonesia, Turki, Urdu, dan lain-lain.
Risalah-risalah yang berjumlah kurang lebih 20 buah ini beliau kumpulkan lalu
diberi judul  Silsilah At Taujihat Al Islamiyah [ebook ini adalah bagian dari
beberapa risalah tersebut]. Beberapa di antaranya telah dicetak sampai ribuan
eksemplar. Ada juga yang dibagi cuma-cuma.
Semoga risalah-risalah ini bermanfaat dan amalan beliau
dicatat sebagai amalan yang ikhlas.

Artikel:Perumnas I Selada Raya

Ingin Mendapat Tambahan Pahala dan Terkabul Do'a?
Sebarkan informasi ini, agar Anda mendapat Pahala Berbagai Ilmu Bermanfaat
Do'kan kebaikan untuk kami, agar Anda mendapat Kebaikan Yang sama
Do'akanlah agar pengelola website ini beserta keluarga besarnya Allah jadikan panjang umur dan bertakwa, diampuni segala dosa, sehat-kaya-bahagia hingga akhir usia. Dengan mendo'akan kebaikan untuk kami, Insya Allah Anda mendapat kebaikan yang sama.
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : "Do'a seseorang muslim untuk saudaranya ketika saudaranya tidak mengetahuinya adalah do'a yang mustajab (terkabulkan). Disisinya ada malaikat yang bertugas (mengaminkan do'a-nya). Setiap kali dia mendo'akan kebaikan untuk saudaranya, malaikat tersebut berkata : Amin, engkau akan mendapatkan yang sama dengan-nya." {HR. Muslim no. 2733}.

Temukan Kami di Facebook Kunjungi TUNTUNAN ISLAM
Kunjungi CENTRAL SELADA RAYA
Twitter



Ingin Bergabung untuk Mendapatkan Artikel-artikel Terbaru!
Silahkan Tinggalkan Alamat E-Mail Pada kolom dibawah ini,Dengan Demikian Anda akan Menerima Email Setiap ada Artikel/Posting Terbaru.


Delivered by FeedBurner
Print Friendly and PDFPrint Friendly
Share this article :


 
Support : Tuntunan Islam | Central Selada Raya | Al Islam
Copyright © 2013. PERUMNAS I Selada Raya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger