Dua Kalimat Ringan Tapi Sangat
Dicintai Allah dan Berat Pada Timbangan
Sumber http://www.voa-islam.com/islamia/doa
Oleh: Badrul Tamam
سُبْحَانَ اللَّهِ وبِحَمْدِهِ - سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
Subhaanallaahi Wa Bihamdihi Subhaanallaahil 'Adzim
"Maha Suci Allah dan segala puji untuk-Nya, Maha Suci Allah
Yang Maha Agung."
Sumber Zikir
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:
RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ : سُبْحَانَ اللَّهِ ، وبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
"Dua kalimat yang ringan diucapkan lisan, berat ditimbangan,
dan dicintai oleh Al-Rahman (Allah): Subhaanallaahi Wa Bihamdihi
Subhaanallaahil 'Adzim." (HR. Muttafaq 'Alaih)
Keterangan
Tiga sifat yang disematkan pada zikir di atas. Pertama,
disifati dengan "Ringan diucapkan lisan" karena ia mudah dan tidak
berat. Sangat ringan diucapkan oleh lisan karena sedikitnya jumlah hurufnya.
Huruf-hurufnya juga terdiri dari huruf-huruf yang memiliki tempat keluar yang
mudah. Tidak ada huruf yang berat diucapkan. Sehingga ringan diucapkan.
Kedua, disifati dengan "berat ditimbangan", yakni benar-benar
berat saat ditimbang di akhirat karena banyaknya pahala yang diberikan kepada
orang yang mengucapkannya. Nilai kebaikannya dilipatgandakan bagi yang mau
menzikirkannya.
Ketiga, disifati dengan "sangat dicintai oleh Al-Rahman", yakni
kedua kalimat zikir tersebut sangat dicintai oleh Allah. Tentunya, orang yang
mengucapkannya juga dicintai oleh-Nya. Berarti dua kalimat zikir ini merupakan
salah satu sebab turunnya cinta Allah kepada hamba.
Dipilihnya nama Allah "Al-Rahman" menunjukkan,
bahwa hadits ini menerangkan luasnya rahmat Allah kepada hamba-Nya. Dia
membalas amal yang sedikit dengan pahala yang besar.
Makna Subhaanallaahi Wa Bihamdihi: Menyucikan Allah
Ta'ala dari semua yang tidak pantas untuk-Nya, seperti aib dan kekurangan.
Berkonsekuensi, sekutu (pathner), pasangan hidup, anak dan semua yang tidak
layak disandarkan kepada Allah 'Azza meniadakan wa Jalla. Bahwa
Dia Maha sempurna dari semua sisi.
Digandengkannya tasbih dengan pujian menunjukkan kesempurnaan
karunia dan pemberian-Nya kepada semua makhluk-Nya. Juga menunjukkan
kesempurnaan hikmah, pengetahuan, dan sifat-sifat-Nya yang lain.
Subhanallah al-Adzim berarti Allah pemilik keagungan,
kebesaran, keperkasaan, kekuasaan. Tidak ada sesuatu yang kekuasaan, kemampuan,
kebijaksanaan, pengetahuan yang lebih agung daripada Allah. Dia maka agung
dengan Dzat dan sifat-sifat-Nya.
Dua kalimat zikir di atas mengandung maqam raja'(pengharapan)
dan khauf (Takut). Raja' terdapat pada sifat pujian yang
berupa sanjungan baik atas apa yang Dia perbuat dan sifat-sifat kesempurnaan
dan kemuliaan yang disandang-Nya. Sedangkan khauf diperoleh dari makna
keagungan, kebesaran, keperkasaan, kekuasaan. Wallahu Ta'ala A'lam.
Penutup
Wahai saudaraku, sesudah mengetahui besarnya pahala dan makna yang
terkandung dari dua kalimat zikir ini maka hendaknya kita senantiasa
merutinkannya. kita senantiasa membacanya dalam keseharian kita. Karena zikir
ini tidak banyak menyita waktu dan tenaga kita. Tidak pula kita harus
berkeringat dan mengeluarkan harta yang banyak untuk mengamalkannya.
Subhaanallaahi Wa Bihamdihi Subhaanallaahil 'Adzim akan memberatkan
timbangan kebaikan kita diakhirat sehingga akan termasuk orang yang bahagia.
"Barang siapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah
orang-orang yang dapat keberuntungan." (QS. Al-Mukminun: 102)
"Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)
nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan." (QS.
Al-Qaari'ah: 6-7)
Subhaanallaahi Wa Bihamdihi Subhaanallaahil 'Adzim akan menyebabkan
kita mendapatkan kecintaan Allah. Siapa yang dicintai oleh Allah, maka Allah
akan menjaganya dan memberi petunjuk kepada anggota tubuhnya untuk berbuat yang
mendatangkan ridha-Nya dan menghindari perkara-perkara yang bisa mendatangkan
murka-Nya. Siapa yang dicintai oleh Allah, maka dihapuskan kesalahannya,
diampuni dosanya, dan diberi keberkahan dalam hidupnya.
Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
Published by: Selada Raya, Rachmat Machmud Flimban