Print Friendly and PDF Fiqih dan Muamalah, Memakmurkan Masjid, Bab: 1 dan 2 | PERUMNAS I Selada Raya
Home » » Fiqih dan Muamalah, Memakmurkan Masjid, Bab: 1 dan 2

Fiqih dan Muamalah, Memakmurkan Masjid, Bab: 1 dan 2

Written By Rachmat.M.Flimban on 20 Mei 2013 | 00.49

Print Friendly and PDFPrint Friendly
Memakmurkan Masjid
Kategori : Fiqih dan Muamalah
print this page


Memakmurkan Masjid 1

Sumber Artikel : Muslim.Or.Id  

[di terjemahkan dari kitab Ta'zhimus Shalah karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al Abbad]
Penerjemah: Amrullah Akadinta, ST.

Cukuplah kemuliaan dan keutamaan masjid itu, ketika masjid disebut sebagai rumah Allah. Allah menggandengkan namaNya untuk menyebut masjid sebagai bentuk pemuliaan kepada masjid, menunjukkan tingginya derajat masjid dan menjelaskan agungnya kedudukan masjid. Allah Ta’ala berfirman,

 وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا

“Dan sesungguhnya masjid itu hanyalah kepunyaan Allah, maka janganlah kalian menyembah siapapun selain Allah di dalamnya” (al Jin: 18)

Allah ‘azza wa jalla juga berfirman:

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ

Di mesjid-mesjid yang Allah perintahkan agar dibangun dan dimuliakan, serta banyak disebut nama-Nya di sana lewat tasbih dan shalat di pagi maupun petang hari. Merekalah lelaki sejati yang tidak tersibukkan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah dan mendirikan shalat (An Nur: 36-37)

Pada firman Allah

أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ

“agar dibangun dan dimuliakan, serta banyak disebut nama-Nya”

Ayat ini menggabungkan semua hal yang terkait tentang masjid, baik berupa hukum maupun adab. Makna “membangunnya” termasuk di dalamnya, menguatkan, membangun, membersihkan, memperbaiki dan menghindarkannya dari segala sesuatu yang bisa merusak mesjid. Makna “disebut nama Allah” termasuk di dalamnya: sholat, membaca Quran, belajar ilmu agama dan lain-lain.

Pada firmanNya

يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ رِجَالٌ

“Di dalamnya ada orang-orang yang bertasbih memujinya di pagi dan sore hari”

Karena hati mereka selalu terpaut dengan masjid. Mereka mengetahui kedudukan dan hak-hak rumah Allah ini. Mereka senantiasa menjaga apa yang harus ditegakkan di dalamnya.

Memakmurkan Masjid 2


Allah subhaanahu wa ta’ala berfirman

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At Taubah: 18)

Di dalam ayat ini ada penjelasan yang gamblang mengenai hakikat memakmurkan masjid. Ada 2 perkara yang amat mulia yang diperlukan untuk memakmurkan masjid:

Memperbaiki akidah

Beramal dengan baik

Adapun mengenai memperbaiki akidah, pada firman Allah,

مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

“orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari akhir”

Maka orang yang memiliki akidah yang rusak, madzhab yang batil, pemikiran yang menyimpang, sejatinya dia tidaklah memakmurkan masjid walaupun dia hadir dan ikut dalam shaf-shaf shalat bersama orang-orang. Pondasi yang menjadi dasar memakmurkan masjid yang sejati adalah akidah dan keimanan yang benar.

“orang-orang yang beriman kepada Allah”, yaitu beriman bahwa Allah sebagai Rabb, Pencipta, Pemberi rezeki, Pemberi nikmat dan Pemberi karunia. Dia beriman kepada nama-namaNya yang baik dan sifat-sifatNya yang mulia, beriman pada kesempurnaanNya, kebesaranNya, keagunganNya dan ketinggianNya.

Dia beriman bahwa Allah lah satu-satunya sesembahan yang berhak disembah, tak ada sesembahan lain yang berhak disembah selain dia. Dia tunduk dan bersandar kepadaNya, sujud dan ruku’ kepadaNya, berdoa hanya kepadaNya, dia meminta wasilah kepadaNya. Dia pun meminta segala kebutuhan dan keinginan kepadaNya, yakin bahwa tidak ada jalan keluar kecuali kepadaNya, tidak berdoa kecuali kepadaNya, tidak meminta kecuali kepadaNya, tidak beristighatsah kecuali kepadaNya, tidak berkurban kecuali untukNya, tidak meminta pertolongan dan perlindungan kecuali dari Allah.

Maka akidah orang ini tentang Allah adalah akidah yang benar, keimanan orang ini kepadaNya adalah keimanan yang benar. Maka apabila pondasi dasar ini tidaklah benar, maka amalan-amalan di atasnya bisa batal –na’udzubillah- dan lenyap walaupun banyak. Karena pondasi dasar untuk memakmurkan masjid adalah akidah dan keimanan kepada Allah yang benar.

Di antara perkara yang sangat disayangkan, bahkan perkara ini adalah dosa besar yang sangat besar, bahkan dosa besar yang paling besar dan paling berbahaya, yaitu dijumpainya pada sebagian masjid, orang-orang yang meminta pertolongan dan berdoa pada selain Allah. Bahkan, sebagian mereka mengeraskan suaranya, seraya berkata dalam sujud (padahal dia sedang berada di masjid) , “Tolong kami wahai Fulan…!”, na’udzubillahi min dzaalik. Kadang juga, dia mengangkat kedua tangannya, kemudian menyeru Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau menyeru para wali. Maka di mana keimanan yang sejati kepada Allah?! Ke mana akidah yang benar yang menjadi pondasi dasar agama Allah?! Sungguh Allah ‘azza wa jalla telah berfirman,

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur” (QS. Az Zumar: 65, 66)

Allah juga berfirman

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ

“dan sesungguhnya masjid itu hanyalah milik Allah” (QS. Al Jin: 18)

Yaitu bahwa masjid yang merupakan tempat ibadah yang paling agung dibangun dengan pondasi ikhlas karena Allah, tunduk pada keagunganNya dan merendah di hadapan kemuliaanNya.

فَلا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا

“maka janganlah kalian menyembah siapapun selain Allah di dalamnya” (QS. Al Jin: 18)

Maka bagaimana orang yang menyimpang dan tersesat?! Dia pergi menuju rumah Allah kemudian dia sujud, tapi kemudian dia berdoa pada selain Allah. Dia angkat kedua tangannya kemudian berdoa beristighatsah kepada selain Allah. Orang yang semisal ini, seandainya mereka berdiri sholat di masjid, maka hal tersebut tak bermanfaat untuk mereka. Karena mereka sudah kehilangan pondasi amal dan agama mereka (yaitu tauhid –pent). Siapa yang berdoa dan bersitighatsahpada selain Allah, baik kepada mayit ataupun makhluk gaib, maka dia telah berbuat kesyirikan walaupun maksudnya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan hanya meminta syafa’at sesembahan tersebut.


Artikel: Perumnas I Selada Raya
Kunjungi         : Fatwa Ulama - Sejarah Islam dan Panduan Islam

Temukan Kami di Facebook Twitter
Klik Download

cara cepat mudah menghafal alquran

Add to Google Reader or Homepage Add to Google Reader or Homepage

Kunjungi         : Fatwa Ulama - Sejarah Islam
Kunjungi Juga : Panduan Islam



Pasal/Artikel Terbaru Kami.
Dapatkan Artikel/Posting Terbaru Kami, Dengan berlangganan Situs ini via e-Mail.


Delivered by FeedBurner


Print Friendly and PDFPrint Friendly
Share this article :


 
Support : Tuntunan Islam | Central Selada Raya | Al Islam
Copyright © 2013. PERUMNAS I Selada Raya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger